Jumat, 29 Oktober 2021. Prodi Bahasa dan Kebudayaan Korea UGM berhasil menyabet dan memborong juara 1 dan 2 dalam Lomba Debat Bahasa Korea KCCI ke-1 Tahun 2021.
Pada 13 Agustus 2021 lalu melalui website resmi Korea Culture Center Indonesia (http://id.korean-culture.org), KCCI mengumumkan penyelenggaraan lomba Debat Mahasiswa Jurusan Bahasa Korea Ke-1. Prodi Bahasa dan Kebudayaan Korea UGM, yang merupakan salah satu dari empat jurusan Bahasa Korea di Indonesia, mengirimkan dua tim debat yang terdiri dari empat mahasiswa S1 Prodi Bahasa dan Kebudayaan Korea FIB
Tim Haebaragi (해바라기 팀)
Sindy Novi N. (2018), Hasna Ega A. (2018),
Tim Mawar (마와르 팀)
Clarencia Levana (2018), Sekar Arum A. G. (2018)
Babak penyisihan lomba debat bahasa Korea dilakukan pada Selasa, 26 Oktober 2021, dan dimulai pukul 14:00 WIB melalui platform webinar zoom dan dapat disaksikan di secara live di youtube KCCI. Tema debat pada babak penyisihan ini adalah AI시대에 통번역사가 필요한가?(Apakah Penerjemah Diperlukan di Era Kecerdasaan Buatan?). Pada babak penyisisan, Tim Mawar UGM bersaing dengan Tim Miyahu UPI dan Tim Haebaragi UGM bersaing dengan Tim Lami UI.
Dari babak penyisihan ini, hasil penilaian juri mengumumkan Tim Mawar dan Tim Haebaragi UGM berhasil menang dan memasuki tahap semi final.
Kemudian pada hari Jum’at 29 Oktober 2021, dilaksanakan babak semi-final dan final lomba debat bahasa Korea KKCI ke -1 melalui platform webinar zoom dan juga dapat disaksikan di secara live di youtube KCCI. Pada babak semi-final, tema debat berupa 인도네시아에 있는 한국 회사에서의 직장문화, 따라야 할까? (Apakah perlu untuk mengikuti budaya kerja ala Korea yang ada di Indonesia?).
Tim pertama terdiri dari Tim Mawar UGM (Afirmasi, tim yang setuju akan tema debat) dan Tim Dawon UPI (Opisisi, tim yang tidak setuju dengan tema debat). Tim selanjutnya terdiri dari Tim Yeolkkeot UI sebagai Afirmasi dan Tim Haebaragi UGM sebagai Oposisi.
Hasil babak semi-final menentukan Tim Mawar dan Tim Haebaragi UGM sebagai Tim yang menang dan layak mengikuti babak Final lomba debat bahasa korea KCCI ke-1.
Final lomba debat bahasa korea dilaksanakan di hari yang sama (29/10) dengan tema debat 한국 아이돌의 영어가사, 케이팝 범주로 봐야하나? (Apakah Lirik Lagu Bahasa Inggris Idol Korea harus dilihat sebagai kategori Kpop?).
Sunanan debat kali ini berupa Tim Mawar UGM sebagai tim afirmasi dan Tim Haebaragi UGM menjadi tim opsisi.
Hasil debat yang berdurasi kurang dari satu jam tersebut menunjuk Tim Haebaragi sebagai pemenang utama (juara 1) lomba debat bahasa korea KCCI ke-1 dan Tim Mawar sebagai runner-up (juara 2).
Berikut pesan dan kesan dari Tim Haebaragi ;
Ini pertama kalinya saya ikut lomba debat seperti ini. Awalnya ragu apakah bisa ikut lombanya dengan baik, tapi akhirnya saya beranikan coba karena ingin mendapat pengalaman sebelum lulus. Saya dan Hasna hanya fokus untuk melewati prosesnya satu-satu, persiapan kami lakukan secara bertahap dan sungguh2 tanpa memikirkan hasil akhirnya karena sama sekali tidak menyangka akan bisa sampai di tahap final. Setelah melewati proses seleksi dan seluruh lombanya, ternyata saya jadi belajar bahwa memang persiapan adalah hal yang utama. Tentunya keberanian untuk memutuskan ikut itu juga yang menjadi salah satu kuncinya.
Terima kasih kepada KCCI yang sudah menyelenggarakan lomba dan kepada para dosen yang selalu mendukung kami dari awal hingga akhir. Benar-benar pengalaman yang sangat berharga bisa ikut di lomba debat ini.
Sindy (2018)
Jujur ini pertama kali banget aku ikut lomba yang berbau akademis selama masa kuliah. Seumur hidup ga pernah ikutan lomba debat, apalagi lomba debat pake bahasa asing haha ga ada bayangan sama sekali. Terus tiba” suatu hari Sindy ngajakin lomba, waktu itu sempet ga yakin karena belom pernah, tapi entah mengapa kaya merasa “tertantang” haha akhirnya dengan modal nekat dan pengen voucher gramedia aku dan Sindy membulatkan tekad untuk ikut. Setelah lolos penyisihan 8 besar, aku dan temen” dari UGM ga ada yang berekspektasi akan lolos ke 4 besar karena saingan saingan kita tuh keren-keren bgt!
Eh ternyata Allah SWT berkata lain, alhamdulillahnya perwakilan UGM bisa lolos sampe ke tahap final dan saling berhadapan! Eh ternyata ga sampek situ, di tahap Final aku dan Sindy dapet rejeki untuk mengantongi juara 1!! Bener-bener deh sampe sekarang rasanya masih ga nyangka.
Melalui pengalaman kali ini aku jadi sadar bahwa “Jangan pernah takut untuk mencoba” itu bukan sekedar omong kosong belakang. Memang sih hasil manis itu didapatkan dari usaha yang keras dan pahit, tapi sebelum semua itu berani mencoba adalah hal utama yang mesti ku tanamkan dalam hati. Nyatanya dengan modal nekat serta berhari-hari liatin laptop buat menyiapkan materi HAHA aku dan teman-teman bisa sampai ke titik ini!
Terima kasih untuk pengalaman yang ga akan pernah aku lupain seumur hidup ini, asli ini salah satu kado terindah sebelum lulus kuliah! Oh ya ga Cuma kali berempat, aku juga sangat ingin mengucapkan terima kasih untuk bapak ibu dosen yang telah membimbing kami dan menantang kami untuk ikut lomba ini!! Tanpa beliau beliau kayanya kita gaakan berani buat mencoba.
Hasna (2018)
Kemudian Tim Mawar juga menyampaikan pesan kesan mereka;
Dulu mentok-mentok ikut lomba debat hanya di classmeeting SMA itupun kalah babak pertama. Awalnya mau menolak tawaran dosen karena masih KKN dan merasa tidak pede. Kemudian Bu Alfi, salah satu dosen kami, bilang bahwa pengalaman mempersiapkan dan berlombanya itulah yang paling berharga. Suntikan semangat itu yang akhirnya menjadi bekal buat kami untuk mempersiapkan ke tahap selanjutnya.
Kami sempat kesulitan juga dengan tema debat yang kami dapat, khususnya di babak semifinal. Alhamdulillah, melalui diskusi dengan teman-teman, senior, dan dosen, kami mendapatkan data yang cukup dan saran untuk membangun argumen kami. Kami juga bertukar pikiran dengan Tim Haebaragi untuk mencari celah pada argumen lawan nantinya. Senang rasanya bisa mendengar suara teman-teman saya meskipun kami berempat terpisah jauh.
Pesan saya untuk teman-teman Bahasa dan Kebudayaan Korea UGM, kalau ada kesempatan lomba, manfaatkan saja dan berusaha sebaik mungkin untuk mengukur kemampuan diri sendiri. Kalau kalah dan dikomen orang bukan sesuatu yang bisa kita kontrol, tapi seberapa besar usaha dan kemauan itulah yang bisa kita kendalikan. Semangat!
Arum (2018)
Selama ini mungkin ruang lingkup belajar bahasa Korea masih terbatas di kelas saja dan hanya bisa melihat kemampuan teman-teman sekelas, tapi dengan lomba ini selain kita tahu kemampuan diri sendiri ada di mana, kita juga tahu kemampuan teman-teman bahkan teman-teman dari universitas lain pula. Selain itu, setelah ikut lomba ini jadi tahu kekurangan diri sendiri saat menyampaikan argumen atau pembawaan diri saat berbicara.
Cia (2018)
Selamat untuk Cia, Arum, Hasna, dan Sindy yang sudah menorehkan prestasi di kancah Nasional serta mengharumkan nama Prodi Bahasa dan Kebudaayan Korea FIB UGM.
다시 한번 고생했고,
축하합니다~